Ini
masih tentang sisa rindu kemarin, aku mengingatnya begitu pekat. Kunyahanku
terhenti ketika mencium wangi jalanan itu.. Membaca kalender dari arah kanan ke
kiri, dan menscroll down akun instagram pun membuat ku merasa seperti ada
sesuatu yang tak bisa diraba. Melihat foto-foto lama. Sungguh aku merasa. Rasaku
pada pandangan pertama. Dia yang bukan siapa-siapa, hadirnya begitu menyejukkan
sehingga tak salah jika ku menyebutnya jelmaan angin. Memang benar perasaan
kita. Kita yang jaga, tapi ini diluar kemampuanku. Aku tak mengharapkan
apa-apa. Hanya saja ketika bersamanya aku merasa berada ditempat yang ku
bayangkan ketika membaca ceritera dari negeri dongeng nirmala, oki dan beberapa
kurcaci di majalah bobo.. ya bisa disebut rasa bahagia. Tak pernah aku mencari tahu siapa pemilik hatinya itu, jelas karna
aku tak ingin lebih dalam menggoreskan gundukan merah marunku. Tak pernah ku
ungkapkan tentang rinduku pada dia yang slalu ku puja, dalam sujudku ku dekap
dia begitu erat. Namun aku sadar ini tak mungkin bisa disatukan. Aku tak banyak
mengerti tentang cinta, yang aku tahu.. sekali ku lihat ingin terus ku ingat.
Sekali ku berjumpa inginku terus bersamanya. Memang kita tak saling menggapai,
hanya karnaku yang memulai. Terus ku tabung rindu ini akan selalu ku jaga
sampai waktunya tiba. Akan ku hanyutkan perlahan agar kelak ia berjumpa di
muara kerinduan. Tetap saja aku menyapanya seperti biasa seolah aku tak
mengenal siapa itu sang rindu. Aku memimpikannya, mengkhawatirkannya, melukis
bayangan indah tentangnya dan sebisaku memperhatikan gurauannya. Bagiku tak ada
larangan baginya untuk datang ataupun pergi karena dia memang bukan aku yang
memiliki. Aku tak peduli pada goresanku,
aku pun tak mempersoalkan balasannya. Karena tanpa pamrih aku merindukannya :’)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar