di suatu waktu aku banyak bercerita pada tembok-tembok yg catnya tlah memudar, dan langit2 kamar yg lampunya sengaja tak ku matikan, aku hanya teringat pada tatapan mata ibu dan kerutan di kening bapak..
Di pelataran jalan yg ditumbuhi rerumputan menjadi saksi betapa banyaknya keringat yg bercucuran disini.
Menuju seperempat abad yg semakin penat blm jua ku wujudkan harapan terbaik untuk sepasang jiwa yg sangat berjasa atas sejak nafas pertama hingga pada hari ini...
Deruan angin di malam ini memecah jiwa yg sedang kalut, membawa ingatan pada masa ketika mereka belum menua tapi seketika ingatan berganti kenyataan sekarang, tentang kehidupan yg belum bisa mengobati lelah kalian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar