Kau hanyalah potongan-potongan mimpi yg akhirnya menghilang bersama pagi.
IV
Rabu, 30 September 2015
Selasa, 29 September 2015
Senin, 28 September 2015
(abstrak)
Sengaja tak membuatnya indah karena ini bukan pertunjukan hiburan. Tak ada yg memaksa untuk menikmati. Hanya melewati, kemudian pergi
buntu
Kembali ia aduk kafein yg semakin mengental bersama abu nikotin yg berserakan di lantai, tinta pena semakin mengering, kertas masih kosong ~
IV
IV
tak pernahkah?
Wahai jelmaan angin, apakah muara rindu kita memang tak pernah sama? Mengapa ia seakan berlari sendiri kemudian menanti .. Mengapa ia terbelenggu menunggu sesuatu yg tak mungkin bertemu.
Wahai jelmaan angin, jika memang waktu tak lagi satu, tak usah kaku .. Karna tak ada yg memaksa jika semua rindu harus bersatu .. Tak usah malu karena sejatinya rindu yg tulus dari organ didekat empedu merupakan bagian yg takkan lekang oleh waktu ~
IV
Wahai jelmaan angin, jika memang waktu tak lagi satu, tak usah kaku .. Karna tak ada yg memaksa jika semua rindu harus bersatu .. Tak usah malu karena sejatinya rindu yg tulus dari organ didekat empedu merupakan bagian yg takkan lekang oleh waktu ~
IV
untittle
Kali ini aku memohon, tolong sebutkan satu kata pengganti 'bosan' sehingga ketika diucapkan tidak terdengar seperti mengeluh, karena bersujud bukan melalui layar mini ukuran inci kan?
berganti
Senin dinginn... semoga kau lupakan tentang aliran rasa asin dari sepasang lingkaran putih hitam, meski sekarang kau menjadi penikmat malam tapi pagi tetap mnawarkan senyuman. Tertawalah!
Rabu, 09 September 2015
tak tersampaikan
Rindu ini tak memiliki energi untk berbunyi, biarkan ia terus tumbuh dalam palung hati hingga perihnya mati dengan sendiri.
Langganan:
Postingan (Atom)